Asmaul Husna, Kajian Tematik, Notes

Syarh Asmaul Husna – Al Halim

Bismillahirrahmanirrahim..

Muhadharah Syarh Asmaul Husna oleh Ustadzah Fauziah hafidzahallah.

Pada malam hari ini, Ustadzah Fauziah akan menyampaikan pembahasan nama Allah yang Husna, yaitu Al-Halim. Dan nama Allah Al-Halim ini berkaitan dengan nama Allah Al-Afwu.

✅ Makna Al-Halim (secara bahasa) bermakna أناة yaitu perlahan-lahan, maksudnya sabar dan murah hati.

✅ Al-Halim ini mengandung makna bahwa Allah tidak terburu-buru dalam menghukum hamba atas dosa yang telah dilakukan. Allah menunggu hamba tadi bertaubat, atau menunda azab yang seharusnya ditimpakan pada hamba tadi.

Kita tidak bisa mengatakan seseorang bersifat Halim jika ia memang orang yang tidak bisa menghukum orang lain. Adapun Allah, Ia disebut Al-Halim karena sebenarnya Ia mampu untuk menghukum hamba-hamba-Nya tetapi Ia menundanya.

Allah betul betul bersabar ketika mendapati para hamba-Nya yang berbuat syirik, kefasikan, kemunafikan. Menunggu mereka barangkali suatu saat kembali kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa Allah itu memiliki kasih sayang yang amat luas.

✅ Allah juga bersifat Halim kepada hamba-Nya yang taat agar ketaatan mereka semakin bertambah.

📌 Di dalam Al-Qur’an, nama Allah Al-Halim bergandengan dengan nama Allah Al-Ghafur.

Sekarang kita masuk ke pembahasan dalil atas nama Allah الحليم dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَٮِٕن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٍ۬ مِّنۢ بَعۡدِهِۚۦۤ إِنَّهُ ۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورً۬ا (٤١)

Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Fatir: 41)

عَفَا ٱللَّهُ عَنكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَتَعۡلَمَ ٱلۡكَـٰذِبِينَ (٤٣)

Semoga Allah memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka [untuk tidak pergi berperang], sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar [dalam keudzurannya] dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta? (QS. At-Taubah: 43)

Contoh lain ayat yang mengandung nama Allah Al-Halim yang bergandengan dengan Al-Ghafur:

لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَٰكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ

Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS. Al Baqarah: 225)

📌 Nama Allah Al-Halim juga kadang bergandengan dengan nama Allah Al-‘Alim (Maha Mengetahui).

Allah mengetahui segala sesuatu, ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, mengetahui segala dosa-dosa hamba-Nya yang tersembunyi.

يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمۡ وَيَہۡدِيَڪُمۡ سُنَنَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ وَيَتُوبَ عَلَيۡكُمۡ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ۬ (٢٦)

Allah hendak menerangkan (hukum syari’at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 26)

Ini menunjukkan bahwa Allah bersabar menghadapi hamba-Nya, sekaligus Allah Maha Mengetahui apa yang akan terjadi pada hamba tadi, dan apa yang ada di dalam hati hamba-Nya.

لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلًا يَرْضَوْنَهُ ۗ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ

Sesungguhnya Allah akan memasukkan mereka ke dalam suatu tempat (surga) yang mereka menyukainya. Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. Hajj: 59)

…فَإِن ڪَانُوٓاْ أَڪۡثَرَ مِن ذَٲلِكَ فَهُمۡ شُرَڪَآءُ فِى ٱلثُّلُثِ‌ۚ مِنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ۬ يُوصَىٰ بِہَآ أَوۡ دَيۡنٍ غَيۡرَ مُضَآرٍّ۬‌ۚ وَصِيَّةً۬ مِّنَ ٱللَّهِ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ۬ (١٢)

فَإِن ڪَانُوٓاْ أَڪۡثَرَ مِن ذَٲلِكَ فَهُمۡ شُرَڪَآءُ فِى ٱلثُّلُثِ‌ۚ مِنۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ۬ يُوصَىٰ بِہَآ أَوۡ دَيۡنٍ غَيۡرَ مُضَآرٍّ۬‌ۚ وَصِيَّةً۬ مِّنَ ٱللَّهِ‌ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ۬ (١٢)

Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat [kepada ahli waris] (QS. An-Nisa: 11).

[Allah menetapkan yang demikian itu sebagai] syari’at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. An-Nisa: 12)

📌 Nama Allah Al-Halim juga bergandengan dengan nama Allah Asy-Syakuur dalam sebuah ayat.

إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat-gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (QS. At- Taghaabun: 17)

📌 Sifat Allah Al-Halim juga bergandengan dengan sifat Al-Kariim. Maksudnya
sifat Halim Allah bergandengan dengan sempurnanya Kemuliaan Allah.

👉 Sekarang kita masuk dalam pembahasan dampak atau atsar nama Allah Al-Halim terhadap makhluk-Nya.

ِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَٮِٕن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٍ۬ مِّنۢ بَعۡدِهِۚۦۤ إِنَّهُ ۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورً۬ا (٤١)

Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Fathir: 41)

Salah satunya adalah jika seandainya Allah mau, Allah akan menyingkap aib-aib kita. Namun, nyatanya Allah menutupinya padahal Ia benar-benar tahu, benar-benar mendengar, melihat, dan tahu isi hati para hamba-Nya.

🌿 Termasuk buah atau faidah nama Allah Al-Halim adalah hendaknya kita bisa merenungi bahwa dengan banyaknya dosa kita, dan Allah pemilik kesabaran yang luar biasa luasnya, maka ini bisa menambah rasa pengagungan kita kepada Allah.

Dengan Hilm-Nya (sabar-Nya) Allah, Dia mencegah langit agar tidak runtuh menimpa hamba yang melakukan kemaksiatan. Kalau bukan karena Hilm-Nya, Allah akan mengadzab setiap orang yg bermaksiat.

وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ

Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab”. (QS. Shad: 16)

🌿 Di antara buah dari beriman kepada nama Allah Al-Halim adalah dengan kita berdoa menggunakan dan mengamalkannya, misalnya: “Ya Allah ya Halim, berikanlah hamba kesabaran dalam menghadapi musibah”

🌿 Juga buah dari beriman kepada nama Allah Al-Halim adalah akan bertambahnya mahabbah (cinta), roja’ (rasa harap) kepada Allah dalam segala hal (kebaikan). Kita mengetahui semuanya akan kembali kepada Allah, dengan itu kita akan semakin berharap kepada Allah yang Halim (lembut) dalam segala hal.

🌿 Ketika kita memahami makna nama Allah Al-Halim, maka kita juga harus meyakini dosa yang kita lakukan ini harus dihapus (dimintakan ampunan), betul-betul mengharap turunnya ampunan dan tidak meremehkan nama Allah Al-Halim karena kelembutan dan kesabaran Allah atas hamba-Nya.

📣 Bahwa lawan dari nama sifat Al-Hilm (lembut, sabar) adalah Ghadhab (marah).

Kita harus menghindari sesuatu yang dia bertentangan dengan nama ini, seperti sifat marah.
Ketika seseorang sedang marah, maka baginya untuk berusaha menahan nafsunya, dan mengingat nama Allah ini.

Sebuah hadits berbunyi:
إنما العلم بالتعلم والحلم بالتحلم

”Ilmu itu diperoleh hanya dengan belajar, dan sifat al-hilm (kelembutan) hanya diperoleh dengan cara berusaha (berbuat lembut).”

ومدح – صلى الله عليه وسلم – أشج عبد القيس لمِا رأى ما فيه من تأن وتؤدة وتلطف فقال: “إن فيك خصلتين يحبهما الله: الحِلم، والأناة” مسلم

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memuji Asyaj Abdul Qois, ketika beliau melihat pada diri Abdul Qois ini memiliki sifat hilm (lembut) dan anah (sabar, perlahan-lahan). Karena kedua sifat ini dicintai Allah.

Sifat halim (lembut) ini juga ada dan dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika dalam memberi pelajaran atau dakwah kepada para pemuda. Contohnya yaitu ketika ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu meminta izin untuk berzina.

Lalu bagaimana sikap Rasulullah?
Nabi dengan sikapnya yang lembut, menjawab dengan memberikannya beberapa pertanyaan.

Nabi berkata: Apa kau ridho jika ada seseorang yg ingin berzina dengan ibumu? Laki-laki tersebut menjawab: Tidak, demi Allah. Lalu Rasulullah shalllahu alaihi wasallam bertanya kembali: Apa kau ridho jika ada seseorang yang ingin berzina dengan anak perempuanmu? Laki-laki itu menjawab: Tidak demi Allah.
Lalu Nabi akhirnya mendoakan laki-laki tersebut agar Allah mengampuni dosa-dosanya.

Ustadzah banyak menyebutkan kisah di dalam banyak hadits mengenai sifat Al-Hilm (lembut) ini. Yang intinya hendaknya sebagai seorang muslim kita harus memiliki sifat ini, dan menghindari sifat mudah marah.

Di antara doa yang Ustadzah panjatkan adalah semoga Allah memudahkan kita beramal shalih terutama memperbanyak amalan di awal bulan Dzulhijah ini, semoga Allah menyembuhkan seluruh manusia yang sedang sakit, semoga Allah memperbaiki keadaan kaum muslimin, semoga Allah menguatkan tauhid dalam hati kita.

Allahu a’lam

*Diterjemahkan oleh mutarjimah Taajulwaqor.

Leave a comment